Menu

PT HM Sampoerna Holds Sharing Session and Stakeholder Forum towards A Better Citarum

Karawang  – PT HM Sampoerna bersama Senyum Untuk Negeri  menyelenggarakan Sharing Session dan Stakeholder Forum bertajuk “Strategi Tata Kelola Air untuk Mencapai Citarum yang Lebih Baik.” Acara ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan penting seperti Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang, Dinas Sumber Daya Air Jawa Barat, Satgas Citarum Harum, WSI (Water Stewardship Indonesia), Kelompok Pengelola Air Ekoriparian Bintang Alam, serta perusahaan-perusahaan  di Karawang. (29/05/2024)

Forum ini dibuka dengan penyampaian sambutan oleh Welly Wiryanto, Manager Hubungan Regional dan Keberlanjutan PT HM Sampoerna, yang menyampaikan komitmen kuat Sampoerna dalam menjaga kualitas air. “Kami di Sampoerna terus berupaya menjaga kualitas air, terbukti dengan partisipasi kami dalam sertifikasi AWS dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk pelestarian daerah aliran air. Mari kita semua menjaga kualitas air di Kabupaten Karawang,” ujar Welly.

Tugas menjaga DAS Citarum ini bukan hanya menjadi tanggung jawab bagi pihak tertentu saja, melainkan semua pihak harus turut andil dalam menjaga DAS Citarum yang menjadi sumber kehidupan bagi banyak pihak. “Tugas DLH itu sangat kompleks untuk menjaga kualitas hidup dan masalah persampahan, begitu juga dengan masalah kualitas air,” ujar Drs. Iwan Ridwan selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Dr. Ir. Prima Mayaningtyas juga sependapat,  pentingnya peran bersama dalam menjaga DAS Citarum. “Dalam Perpres No. 15 tahun 2018, tugas TNI dalam percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum tersisa 11 bulan lagi. Setelah itu, kita perlu adanya kolaborasi lebih luas. Saya sangat mengapresiasi PT HM Sampoerna yang telah berkolaborasi dengan AWS karena ini membantu kami dalam menjaga kualitas air,” jelas Prima.

AWS (Alliance Water Stewardship) adalah standar internasional yang menyediakan kerangka kerja untuk tata kelola air yang baik. Standar ini membantu perusahaan, pemerintah, dan organisasi lain mengelola sumber daya air dengan cara yang mengurangi risiko, melindungi ekosistem, dan meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat.

Strategi-strategi yang dilakukan untuk menjadikan citarum yang lebih baik dapat dilakukan dengan mengetahui pemetaan terhadap area area penting DAS Citarum. “Banyak situ di Jawa Barat yang tidak terpelihara. Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan perusahaan dapat berkontribusi dalam mengembangkan program untuk mereduksi risiko yang ada,” ungkap Sukaryono, S.T., M.Si selaku Pengelola Ahli Muda Dinas Sumber Daya Air Jawa Barat.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terbesar dan terpanjang di Provinsi Jawa Barat. DAS Citarum memiliki peran yang krusial dalam menyediakan air untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pertanian, industri, hingga kebutuhan domestik masyarakat. DAS Citarum memiliki luas sekitar 6.600 kilometer persegi dengan panjang sungai sekitar 297 kilometer. Wilayah DAS ini melintasi beberapa kabupaten dan kota di Jawa Barat, termasuk Bandung, Karawang, Bekasi, dan Purwakarta.

“Pengelolaan DAS Citarum kompleks. Seringkali banyak pihak hanya fokus pada wilayahnya sendiri. Padahal, perlu perhatian khusus terhadap kondisi catchment area,” ujar Fany Wedahuditama, Executive Director Water Stewardship Indonesia.

Kolaborasi dalam kegiatan-kegiatan penatalayanan air di DAS Citarum memerlukan keterlibatan semua pihak. “kita juga perlu peran akademisi untuk mengkaji atau melakukan riset terkait DAS Citarum, lalu solusi yang bisa diimplementasikan bersama dengan perusahaan melalui kegiatan CSR-nya dan kolaborasi dengan masyarakat, seperti penanaman pohon dan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat,” ungkap Kolonel Inf. Waston Purba, S.IP, Komandan Sektor 17 Citarum Harum.

Sesi tanya jawab dan diskusi interaktif merupakan agenda penting dalam rangkaian acara. Sesi ini dilakukan dengan membagi peserta menjadi dua kelompok: pemerintah dan perusahaan. Kelompok perusahaan mengidentifikasi beban pencemaran air yang meningkat sebagai risiko utama dan memberikan solusi berupa penggunaan sistem STP terbarukan. Sedangkan Kelompok pemerintah menyoroti tantangan dalam mengubah perilaku masyarakat dan perawatan infrastruktur yang belum efektif dan memberikan solusi berupa sosialisasi kepada masyarakat.

Dengan memahami risiko dan tantangan bersama, diharapkan akan muncul aksi kolaboratif dari berbagai pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat, untuk menjaga DAS Citarum menjadi lebih baik lagi di masa depan.

Share this Post!

About the Author : SUN


0 Comment

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Related post

[gs_logo]
  TOP
Open chat
Hallo. Senyum Untuk Negeri.
Ada yang bisa kami bantu?